Sabtu, 23 November 2013

Puisi~> Seribu Tahun~

Seribu Tahun
Jantung berdetak cepat
Warna dan janji
Bagaimana menjadi berani
Bagaimana saya bisa mencintai ketika aku takut jatuh
Menonton Anda berdiri sendiri
Semua keraguan saya tiba-tiba hilang entah bagaimana


Salah satu langkah lebih dekat

Aku telah mati menunggu setiap hari untuk Anda
Sayang jangan takut Aku telah mengasihi kamu
Selama seribu tahun
Aku akan mencintaimu selama seribu lebih

Waktu masih berdiri
Kecantikan dalam semua dia
Aku akan berani
Aku tidak akan membiarkan apa pun mengambil
Berdiri di depan saya
setiap napas
Setiap jam telah datang untuk ini

Salah satu langkah lebih dekat

Aku telah mati menunggu setiap hari untuk Anda
Sayang jangan takut Aku telah mengasihi kamu
Selama seribu tahun
Aku akan mencintaimu selama seribu lebih

Dan sepanjang aku percaya aku akan menemukan Anda
Waktu telah membawa hati Anda kepada saya
Aku telah mengasihi kamu selama seribu tahun
Aku akan mencintaimu selama seribu lebih

Salah satu langkah lebih dekat
Salah satu langkah lebih dekat

Aku telah mati menunggu setiap hari untuk Anda
Sayang jangan takut Aku telah mengasihi kamu
Selama seribu tahun
Aku akan mencintaimu selama seribu lebih

Dan sepanjang aku percaya aku akan menemukan Anda
Waktu telah membawa hati Anda kepada saya
Aku telah mengasihi kamu selama seribu tahun
Aku akan mencintaimu selama seribu lebih

Geisha~Lumpuhkanlah Ingatanku :')

Geisha~Lumpuhkanlah Ingatanku
Jangan sembunyi
Kumohon padamu jangan sembunyi
Sembunyi dari apa yang terjadi
Tak seharusnya hatimu kau kunci

Bertanya
Cobalah bertanya pada semua
Disini ku coba untuk bertahan
Ungkapkan semua yang ku rasakan

Kau acuhkan aku
Kau diamkan aku
Kau tinggalkan aku..
Lumpuhkanlah ingatanku
Hapuskan tentang dia
Ku ingin ku lupakannya

Jangan sembunyi
Kumohon padamu jangan sembunyi
Sembunyi dari apa yang terjadi
Tak seharusnya hatimu kau kunci

Lumpuhkanlah ingatanku
Hapuskan tentang dia
Hapuskan memoriku tentangnya
Hilangkanlah ingatanku
Jika itu tentang dia
Ku ingin ku lupakannya

Hooooooo.....Lumpuhkanlah ingatanku
Hapuskan tentang dia
Hapuskan memoriku tentangnya
Hilangkanlah ingatankuJika itu tentang diaKu ingin ku lupakannya

Lumpuhkanlah ingatanku
Hapuskan tentang dia
Ku ingin ku lupakannya

Kau acuhkan aku
Kau diamkan aku
Kau tinggalkan aku 

Kamis, 21 November 2013

Ringkasan#Cerita#Autumn#In#Paris~ :)

AUTUMN IN PARIS
Tara Dupont atau biasa dipanggil Victoria Ma Cherie oleh ayahnya adalah gadis berdarah campuran Indo - Prancis. Ibunya keturunan Indonesia, sedangkan ayahnya berkebangsaan Perancis. Kedua orang tuanya sudah lama bercerai, yakni 12 tahun lalu saat Tara berusia 12 tahun. Pada awal perceraian orang tuanya, Tara tinggal bersama ibunya di Indonesia, tetapi 4 tahun kemudian Tara pindah ke Paris dan tinggal bersama ayahnya. Saat ini Tara bekerja di sebuah stasiun radio terkenal di Paris. Ia dikenal sebagai gadis periang, unik, menarik dan suaranya merdu, yang juga tidak kalah mengesankan Tara menguasai 3 bahasa, yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Prancis dan Bahasa Inggris. Di Paris Tara memiliki beberapa sahabat yakni Elise salah satu rekan kerjanya di stasiun radio yang juga seorang penyiar radio dan Sebastian anak dari salah satu teman ayah Tara. Mereka berdua bagaikan kakak adik, Sebastian adalah orang yang paling mengenal Tara, tidak heran bila Tara jatuh hati pada Sebastian.
          Kehidupan cinta Tara tidak berakhir pada Sebastian. Itu semua berawal dari pertemuan Tara dengan pria Jepang bernama Tatsuya Fujisawa. Tara dan Tatsuya berjumpa secara kebetulan. Awalnya secara tidak sengaja Tatsuya berjumpa dengan Tara di sebuah kafe di Bandara Charles De Gaulle, kemudian pertemuan kedua mereka di sebuah club pada malam harinya. Ternyata beberapa hari kemudian Sebastian mengajak Tara makan malam dan memperkenalkannya dengan seseorang, itulah Tatsuya Fujisawa. Tara tidak menyadari bahwa dia pernah bertemu dengan Tatsuya sebelum malam itu, karena pada saat pertemuan sebelumnya, Tara dalam pikiran kalut tidak karuan.
          Hari-hari berlalu, tanpa sengaja Tara bertemu dengan Tatsuya di sebuah bistro kecil, kali ini Tara menyapa Tatsuya lebih dahulu. Mulai saat itu Tara dan Tatsuya menjadi sering bertemu. Bahkan Tatsuya mengirim surat di acara yang diselenggarakan oleh stasiun radio di mana Tara bekerja. Ia menceritakan kisah-kisahnya di Paris bahkan ia menceritakan pertemuannya dengan gadis Paris, di mana gadis yang ia maksud adalah Tara Dupont. Tara juga sempat mendengar surat yang dikirim oleh Tatsuya hanya saja ia tidak menyadari bahwa ialah gadis itu. Ia hanya senang mendengar kisah-kisah Tatsuya, bahkan ia menjadi penasaran akan kelanjutan kisah Tatsuya.
          Kedatangan Tatsuya ke Paris ternyata selain untuk bekerja di salah satu proyek yang ditanganinya bersama Sebastian juga untuk mencari seseorang. Orang yang Tatsuya pikir adalah penghancur hidupnya, dia adalah cinta pertama ibunya. Ibu Tatsuya meninggal setahun lalu karena mengidap penyakit kanker tepat ketika musim gugur. Itulah sebabnya ia membenci musim gugur dan Paris. Ibunya mengaku bahwa sebelum menikah dengan ayah Tatsuya, ia sempat menjalin hubungan dengan pria Prancis bernama Jean- Daniel Lamercier. Ternyata lelaki itu adalah ayah kandung Tatsuya. Tatsuya sedih, kecewa dan marah saat itu karena merasa dibohongi selama ini, tapi ia takkan bisa mengubah kenyataan. Tatsuya berusaha mempersiapkan diri sebelum menemui lelaki yang dimaksud ibunya, tetapi suatu hari ia bertekad untuk segera menyelesaikan ini semua. Ia menemui lelaki yang adalah ayahnya. Tatsuya tidak pernah menuntut pengakuan ia hanya ingin melihat bagaimana sosok yang menjadi ayahnya itu. Ternyata hal itu tidak seperti yang Tatsuya bayangkan, Monsieur Lamercier menerima Tatsuya bahkan ia tidak menolak atau menawarkan untuk melakukan tes DNA.
          Kisah hubungan Tara dan Tatsuya berjalan lancar, mereka semakin dekat mereka sering jalan-jalan bersama, keliling Paris bersama bahkan mereka makan malam bersama di apartemen Tatsuya dengan makanan hasil masakan Tatsuya. Hubungan mereka semakin dekat singkatnya mereka pacaran.
          Suatu hari adalah acara ulang tahun Elise, sahabat Tara. Elise berniat merayakannya diclub ayah Tara. Club itu adalah club di mana Tatsuya dan Tara bertemu yang kedua kalinya. Di sanalah semuanya terungkap, Tatsuya menceritakan semuanya kepada Tara, bahwa gadis yang ia maksud dalam suratnya di acara radio itu adalah dia. Kebahagiaan terasa begitu hangat di antara sejoli itu, tetapi semua berubah ketika sesuatu hal terjadi. Ayah Tara datang di club itu karena itu salah satu club miliknya, Tara memanggil ayahnya dan mengajaknya kepada teman-temannya. Wajah Tatsuya berubah pucat panik ketika mendengar Tara memanggil lelaki berusia setengah abad itu Ayah. Begitu pula Monsieur Lamercier terlihat gelisah ketika mendengar pengakuan putrinya bahwa lelaki itu adalah teman dekatnya. Tetapi kebenaran itu tidak langsung terungkap karena Tatsuya dan Ayah Tara bersikap seolah tidak ada apa-apa.
          Jalan cerita selanjutnya tidak sulit ditebak, beberapa hari setelah kejadian itu Tatsuya terlihat aneh, ia berubah menjadi pendiam dan selalu menyibukan diri terus-menerus. Sampai suatu hari ia memutuskan untuk meminta Monsieur Lamercier melakukan tes DNA untuk membuktikan kebenarannya. Ternyata harapan Tatsuya pupus sudah, ia dan Tara telah ditakdirkan sebagai kakak beradik. Berbagai perasaan berkecamuk dalam diri Tatsuya rasa benci, sedih, kecewa dan putus asa menjadi satu. Hubungan Tara dan Tatsuya tidak berjalan seindah seperti kisah pada awal novel ini.
          Suatu hari Tatsuya kecelakaan, ia tertimpa balok di lokasi proyek di mana ia bekerja. Tara panik mendengar hal itu, ia dan ayahnya segera ke rumah sakit untuk melihat kondisi Tatsuya. Ketika Tara berjalan melewati koridor rumah sakit ia mendengar obrolan ayahnya dengan seorang dokter yang adalah teman lama ayahnya. Ternyata mereka sedang membicarakan masalah Tara dan Tatsuya yang adalah saudara. Tara kaget mendengar hal itu, dadanya terasa sesak dan sakit, ternyata orang yang selama ini ia cintai adalah kakaknya sendiri.
          Beberapa lama setelah kejadian itu, setelah Tatsuya sembuh dari sakitnya, Tara dan Tatsuya memutuskan bahwa mereka akan mencoba menerima hal itu, sebagai kakak adik, karena itulah kenyataannya. Tetapi begitu sulit bagi mereka berdua, begitu menyakitkan. Tatsuya berencana kembali ke Jepang dan berusaha melupakan perasaannya kepada Tara. Pertemuan Tara dan Tatsuya yang terakhir kalinya benar-benar menyayat hati mereka berdua.
          Sebulan setelah kepergian Tatsuya ke Jepang. Tara mendapat telepon dari Jepang. Telepon itu dari seorang wanita, ia mengabarkan bahwa Tatsuya mendapat kecelakaan. Ia jatuh dari lantai 3 sebuah gedung. Kemudian Tara segera lepas landas menuju Jepang bersama Ayahnya. Tentunya seperti kisah-kisah roman lainnya ketika seseorang yang disayangi kecelakaan, maka ia tidak akan sanggup melihatnya, sehingga Tara memilih untuk duduk di ruang tunggu terlebih dahulu.
          Sapaan seorang wanita menyadarkan lamunan Tara, ternyata ia adalah wanita yang meneleponnya tadi. Ia mengajak Tara ke apartemen Tatsuya. Tara masuk ke apartemen Tatsuya dan melihat semua hal yang berkaitan dengan Tatsuya. Tara melihat amplop di dalam sebuah laci dan membukanya, itu adalah kumpulan foto Tara yang diambil Tatsuya tanpa ia sadari. Ia juga membaca beberapa kiriman email Tatsuya kepada Sebastian yang ternyata yang Tatsuya tanyakan hanyalah kabar mengenai Tara.


          Beberapa lama kemudian Tara kembali ke rumah sakit ia masuk ke ruang rawat Tatsuya dan duduk di kursi samping tempat Tatsuya dibaringkan. Kata dokter, Tatsuya tidak dapat bertahan lama karena gegar otak yang menimpanya cukup parah. Tara berbicara terbata-bata kepada Tatsuya dan berharap ada jawaban atau respon darinya namun Tatsuya hanya tetap diam dan nampak Tatsuya meneteskan air mata seketika Tara mulai terhanyut dalam isak tangis. Tak lama, terdengar bunyi monitor dan terlihat garis di layar monitor itu lurus, dokter dan perawat segera masuk ke ruang rawat itu dan berusaha semampunya, tetapi Tuhan memiliki jalan lain Tatsuya tidak dapat diselamatkan. Kalimat terakhir dari email yang Tatsuya tulis kepada Sebastian adalah “selama ia bahagia, aku juga akan bahagia, meski aku harus mengorbankan hidupku”.

Rabu, 20 November 2013

Puisi ~> Untuk Ibu Pertiwi~

Puisi Untuk Ibu Pertiwi 

Bukit-bukit di negeriku kini tenggelam
Oleh darah dan air mata
Apa yang dapat dilakukan oleh seorang anaknya yang merantau?
Untuk masyarakatnya yang sengsara?
Apa pula gunanya keluh-kesah
Seorang penyair yang sedang tidak di rumah?
Seandainya rakyatku mati dalam pemberontakan menuntut nasibnya,
Aku akan berkata “Mati dalam perjuangan
Lebih mulia dari hidup dalam penindasan”
Tapi rakyatku tidak mati sebagai pemberontak
Kematian adalah satu-satunya penyelamat mereka,
Dan penderitaan adalah tanah air mereka

Ingatlah saudaraku,
Bahawa syiling yang kau jatuhkan
Ke telapak tangan yang menghulur di hadapanmu,
Adalah satu-satunya jambatan yang menghubungkan
Kekayaan hatimu dengan cinta di hati Tuhan.

~:D


CERPEN :)

Title : Tak Percaya Tentang “Benci Menjadi Cinta”

Penulis/ Author : Aulia N.A.

Cast :   - Aulia
-  Gilang
-  Dinda
-  Fathan

Note :     - Buatan aku sendiri :D
-    Bisa jadi sih ini pengalaman ku sendiri :D
-    Ga ada rekayasa sama sekali :D
-    Ga suka ga usah baca :D
-    Kalo ga suka ya udah jangan ngbully :D
-    Kalo ga suka juga jangan diunduh+dihapus :D
-  Sorry yak frontal :v
-  Maaf buat pihak yang bersangkutan :v


~ Happy Reading ~

Tak Percaya Tentang “Benci Menjadi Cinta”

            Dahulu, aku gak percaya sama yang namanya “BENCI BISA MENJADI CINTA”. Tapi, akhirnya aku percaya, karena aku ngalaminnya sendiri.
            Pertengahan Semester 1 aku kenal sama cowo yang namanya Gilang Kartika Ghoni Haliman, biasa dipanggil Gilang. Dya anaknya ngeselin, bikin naik darah, pokoknya super duper nyebelin. Setiap ketemu aku, pasti ngledekin, dan itu yang bikin aku emosi dan benci banget sama dya.
            Sekitar tanggal 24 September 2012, dya minta nomer HPku, dan aku pun ngasih nomerku ke dya. Setelah pulang sekolah, aku langsung sms dya. Anaknya jutek, cuek, nyebelin dan kadang-kadang asik juga.
            Di awal Oktober, aku cerita ke sahabat-sahabat ku tentang Gilang.
            “Ull, kamu jangan terlalu membenci Gilang, nanti ujung-ujungnya suka lho.” Kata temenku Dinda.
            “Apa? Aku suka Gilag? Iiih ngga yah. Kamu tau kan aku benci ke dya, benci banget malah, mana mungkin aku suka, yang bener aja kamu.” Balasan ku
            “Nah maka dari itu, kamu jangan benci dya.” Kata Dinta
            “Hmm,, iya-iya deh, aku kurangin benciku ke dya” kataku
            Ketika aku udah mulai ngurangin rasa benci ku, dya mulai perhatian ke aku. Aku sempat bingung. Beberapa hari kemudian, aku punya perasaan suka. Aku berpikir, apa yang dikatakan Dinda itu bener.
            Di pertengahan bulan Oktober, perasaanku ke dya udah gak ketulungan lagi, aku udah gak benci sama sekali ke dya, malahan aku suka sama dya. Aku berharap bisa lebih dari sahabat, tapi menurut pikiranku itu gak mungkin. Keesokan harinya, aku cerita ke Dinda. “Din, kok aku suka sama Gilang yah? Malah udah lebih dari suka” kataku. “Mmm,, aku kan dah pernah bilang, jangan terlalu membenci orang, nanti ujung-ujungnya suka, kenyataan kan.” Kata Dinda. “Iyaa Din, ya udahh lahh ngga papa. Hehhehe” kata ku. “Huu,, dasar” kata Dinda.
            Tanggal 24 Oktober 2012, temen akrabnya Gilang, yaitu Fathan cerita kepada ku tentang dya, dan dya nanya, aku suka Gilang atau nggga. Aku pun menjawab ngga, krna aku takut Gilang tau dan gak mau berteman dengan aku lagi.


~ Esok Hari ~

            Pada tanggal 26 Oktober 2012, aku ngerasa aneh sama dya, ada yang beda tapi aku ngga tau. Tanggal 27 Oktober 2012, di sekolah ngadain acara Penyembelihan Hewan Kurban. Waktu itu Dinda ngajakin aku turun lihat penyembelihan sapi, aku pun ikut.
“Ull, ituu..” kata Dinda.
            “Siapa? Gilang?” kataku
            “Iyaa,, lihatin sana mulu sii Ull :p” Balesan dari Dinda
            “Izz engga jah :D” kata ku
            “Hmm,, iya deh. Ull, kayanya Gilang suka deh sama Jihan, masalahnya dya sama Jihan mulu.” Kata Dinda
            “Ya kalo dya suka sama Jihan ya udahh gak papa, jadi temennya Gilang aja aku dah seneng.”
            Ketika aku dan kawanku mau masuk ke sekolah untuk kembali ke kelas dan mengambil tas, dya memanggilku dan dya menghampiriku, dya ngajakin ngomong. Di situ, hatiku gak karuan.

~ Esok hari ~

            Tanggal 28 Oktober 2012, yang tepatnya harii minggu dan hari Sumpah Pemuda. Dihari itu aku dah mutusin buat ngga suka lagi sama dya, karena dya juga sering curhat tentang cewe yang dia suka dan kata Dinda, Gilang suka sama Jihan. Tapi ntah kenapa aku gak bisa hilangin rasa itu. Sorenya, temennya Gilang sms aku, dan dia tanya “Mba, udah pacaran sama Gilang?” Kata Fathan.
            “Hah? Pacaran? Ya belum lahh..” Balesanku
            “Bisane belum mba? Tembak ohh..” kata Arfan
            “Tembak-tembak -_- belum tentu dya suka sama aku” kata ku
            “Gilang suka sama mba tau” kata Arfan
            “Hmm,, tw lah. Kalo aku gak pacaran ma dya juga ngga papa, jadi temennya aja aku dah seneng kok J” kata ku
Dya pun menjawab “Tapi waktu itu, waktu Mba Aul jalan sama cowo, Gilang kaya sedih gitu mba di kelas. Terus juga pernah waktu Mba jalan sama cowo lagi, Gilang lesu gitu mba. Ya terserah mba ws :D” Balasnya
            Sore harinya, Gilang sms aku, dan dya tanya sesuatu keapada ku,
            “Kata Fathan kamu tanya2 tentang ku?? Iya?? Tanya tentang apa?? J” sms dari Gilang
            “Ngga, aku ngga tanya apa2 tentang kamu J” balesku
            “Udah cerita aja, ngga pap kok J” balesan dari dya
Akhirnya aku pun cerita. Dan dya nanyain siapa cowo yang aku suka. Aku tak menjawabnya karena aku takut, dan dya maksa aku, aku pun ngaku kalau aku suka sama dya. Dya Cuma jawab “Heh?”. Kemudian aku mengalihkan pembicaraan.
            Tak lama kemudian, aku pun juga tanya siapa yang dya suka, dya tak mau menjawab. Sampai jam 6 sore, dya baru ngaku dan langsung nembak aku. Aku kira ini mimpi, tapi ini kenyataan. Aku senang sekali. Ternyata aku bisa mendapatkan dya.
            Dan sekarang aku percaya kalau BENCI BISA MENJADI CINTA. Dan aku mencoba untuk tidak terlalu benci kepada orang yang aku benci.



 ~Finish~


~ Happy Ending J ~


~ Thank you J ~

Puisi ~> Untuk Ibu Pertiwi~

Untuk Ibu Pertiwi

Bukit-bukit di negeriku kini tenggelam
 
Oleh darah dan air mata
 
Apa yang dapat dilakukan oleh seorang anaknya yang merantau?
 
Untuk masyarakatnya yang sengsara?
 
Apa pula gunanya keluh-kesah
 
Seorang penyair yang sedang tidak di rumah?
 
Seandainya rakyatku mati dalam pemberontakan menuntut nasibnya,
 
Aku akan berkata “Mati dalam perjuangan
 
Lebih mulia dari hidup dalam penindasan”
 
Tapi rakyatku tidak mati sebagai pemberontak
 
Kematian adalah satu-satunya penyelamat mereka,
 
Dan penderitaan adalah tanah air mereka

Ingatlah saudaraku,
 
Bahawa syiling yang kau jatuhkan
 
Ke telapak tangan yang menghulur di hadapanmu,
 
Adalah satu-satunya jambatan yang menghubungkan
 
Kekayaan hatimu dengan cinta di hati Tuhan.




Ibu Pertiwi…

Jika angin tak lagi berhembus
Jika api tak lagi membara
Jika air tak lagi mengalir
Jika tanah tak lagi membongkah
Apa kita masih dapat berkata?

Tentang hasrat dan milik
Tentang jiwa dan rasa
Tentang dunia yang dipijak nestapa
Tentang duka menyelimuti langkah

Ibu Petiwi…
Masih adakah celah?
Untuk menyimpan gelisah
Untuk menyembunyikan langkah
Tidak, Bu!

Meskipun celah berongga
Dada kita tetap menganga
Meskipun jari tersembunyi
Mata dan telinga tetap terjaga

Ingatlah…
Wahai Ibu Pertiwi
Kami..,
Putra putri bangsa akan melangkah
Dalam langkah satu dan satu
Bukan melompat
Setelah itu kami terjerat!

Perahu Kertas~

PERAHU KERTAS

Dua manusia yang dapat diibaratkan seperti bumi dan langit. Kugy memiliki penampilan berantakan namun ia memiliki imaginasi yang tinggi. Sedangkan Keenan, merupakan sosok yang cerdas dan pelukis hebat nan artistik. Saat keduanya bertemu, keduanya menjadi semakin dekat. Namun, apa daya? Kugy telah memiliki seorang cowok yang tidak mudah ia tinggalkan. Dalam hati Keenan, terbersit rasa cinta itu namun ia juga berusaha untuk menampiknya. Wanda dan Keenan seperti sosok yang senasib. Keduanya berbakat menjadi pelukis namun kedua orang tua mereka jugalah yang tidak setuju karena orang tua mereka berpendapat bahwa lukisan tidak bisa menghasilkan uang untuk hidup. Karena merasa senasib, hubungan keduanya semakin dekta. Namun, saat Kugy melihat hal itu, ia seperti cemburu namun ia juga berusaha untuk menampiknya. Toh, dia juga sudah punya cowok. Entah apa yang ada dibenak Wanda hingga ia mau melakukan apa saja demi menunjukkan rasa cintanya pada Keenan. Ia memang berhasil! Ia memang berhasil membuat Keenan menjadi kekasihnya sekarang. Saat mendengar bahwa Wanda dan Keenan sudah menjadi sepasang kekasih, Kugy seakan ditombak peluru tepat pada dadanya. Kugy tak tahu apa yang ia rasakan. Kugy bingung dengan perasaannya sendiri. Disatu sisi, ia memiliki Ojos kekasihnya, namun disatu sisi ia merasa ada special feeling buat Keenan. Ojos mulai merasakan perubahan sikap pada Kugy. Ia merasa Kugy sudah tak peduli lagi padanya. Hingga akhirnya, hubungan mereka kandas. Sementara itu, hubungan Wanda dan Keenan juga jauh dari kata harmonis. Wanda berfikir, Keenan tak sepenuhnya mencintainya hingga mereka berdua menghadapi konflik besar dan akhirnya mereka kandas juga. Saat dua pasang kekasih itu tak lagi menjalin cinta. Kugy memutuskan untuk mengambil mata kuliah sebanyak-banyaknya guna menyibukkan diri. Alhasil, ia bisa lulus lebig cepat tapi tetap dengan nilai yang memuaskan A+. Sedangkan Keenan, malah memutuskan untuk hidup sendiri jauh dari keluarganya yakni di Ubud, Bali. Ia mengambil keputusan besar untuk hidup sendiri dan dengan uang hasil keringatnya sendiri melalui melukis. Awal pahit sempat ia kecap namun tak lama karena kurang lebih satu tahun kemudian, ia bisa dibilang telah sukses menjalankan usaha melukisnya. Setelah lulus, Kugy langsung mendapatkan pekerjaan dan parahnya lagi ia juga mendapatkan pacar baru, yakni atasannya dia sendiri "Pak Remi" namanya. Sedangkan, Keenan juga tak mau kalah! Ia menemukan pengganti Wanda, "Luhde". Saat usaha lukis Keenan semakin sukses serta hubungan cintanya dengan Luhde sedang manis-manisnya. Keenan terpaksa harus kembali ke Jakarta karena mendapat kabar bahwa ayahnya terkena stroke. Sedangkan, Kugy yang telah mendapatkan pekerjaan yang nyaman memilih untuk mengundurkan diri karena ia merasa pekerjaan yang dilakukannya bukan jiwanya. Walaupun Keenan melakukan "long-distance" dengan Luhde dan Kugy tidak bisa selalu bertemu tiap hari dengan Remi, hubungan cinta mereka baik-baik saja. Mereka merasa telah menemukan cinta masing-masing. Namun, hal tersebut tak bertahan lama. Luhde merasa hati Keenan tak sepenuhnya untuk dirinya dan Remi-pun juga merasa seperti itu. Daan pada akhirnya lukisan dan dongeng itu bersatu serta hati dan impian mereka bertemu

Kemenangan Akhir Tahun~

CERPEN
 
Title : Kemenangan Akhir Tahun
Penulis/ Author : Aulia N.A.
Note :     - Buatan aku sendiri :D
-    Pengalaman ku sendiri :D
-    Ga ada rekayasa sama sekali :D
-    Ga suka ga usah baca :D
-    Kalo ga suka ya udah jangan ngbully :D

-    Kalo ga suka juga jangan diunduh+dihapus :D



~Happy Reading~

Kemenangan Akhir Tahun
            Akhir tahun 2012, tepatnya tanggal 29-31 Desember 2012 sekolahku mengikuti lomba JUMBARA PMR tingkat Kabupaten Tegal di Dukuh Salam. Lomba itu diikuti oleh SMP dan SMA se-Kabupaten Tegal. Sekolah ku mengirimkan 2 regu, baik travelling, LCC, maupun lomba menggambar.
            Kami berangkat dari sekolah jam 07.00 WIB dari sekolah menuju ke Lapangan Dukuh Salam. Sampai disana kami langsung mencari tenda kami. Setelah kami menemukan tenda sekolah kami, ternyata sekolah kami mendirikan 2 tenda. Namun, tenda yang untuk regu 2 sangatlah kecil. Kemudian salah satu temanku protes. “Pak, kenapa tenda buat regu 2 kecil sih? Ganti lah, pak.. Ngga adil sung lah..” Ujar Wiwit. “Iya tak ganti, bantuni ya..” Jawab Pak Saefulloh. Dan akhirnya, anak-anak regu 2 termasuk aku membantu pak Saefulloh dan guru-guru lain untuk mendirikan tenda yang lebih besar.
            Setelah selesai mendirikan tenda, kami langsung membereskan barang-barang kami dan bersiap-siap untuk melaksanakan upacara pembukaan.
            Setelah upacara selesai, kami langsung menuju tenda dan mempersiapkan materi-materi untuk lomba. Hari pertama yang dilombakan adalah LCC, traveling regu 1, dan lomba menggambar.
            Ketika jam 11.00 WIB, traveling regu 1 segera mempersiapkan diri, karena lomba akan dimulai. Namun, regu 1 kehilangan 1 anggota teory, yaitu Laoucha yang sedang mengikuti lomba menggambar. Semua pun panik. Kemudian mba Ratih berkata kepada ku. “Aulia, kamu teory kan? Kamu gantiin ocha oh, ya?”. “Lahh mba, aku belum siap” Ujarku. “Hmm ngga papa ws, dari pada ga ada lagi. Yuh oh.. please oh lah..” Mohon mba Ratih kepadaku. Dan aku pun mengiyakannya. Akhirnya aku pun menggnatikan Ocha.
            Sebelum kami menuju ke tempat lomba untuk traveling, kami menuju ke tempat lomba untuk menggambar dan memberi tahu Ocha. “Cha, kamu udah digantiin sama Aulia” Sahut mba Ratih. “Oh ya udah.. Mkash ya Aulia” Jawab Ocha sembari bertanya kepadaku. “Iya Cha sama-sama” Jawabku kepada Ocha. Setelah selesai, kami langsung menuju SMPN 2 Slawi untuk mengikuti lomba traveling.
            Dalam lomba traveling itu, kita semua harus mencari 7 pos, diantaranya pos bencana alam, doras, PP, PK, PRS, sejarah dan kepemimpinan. Disetiap pos itu kami diuji materi maupun praktek. Pos yang menurutku paling menyenangkan yaitu di pos kepemimpinan, di pos itu kami disuruh membuat menara dengan sedotan, namun kami tidak berhasil.
            Setelah selesai mengunjungi 7 pos, kami langsung menuju ke tenda dan beristirahat karena lelah. Sambil beristirahat, aku mendengar berita bahwa LCC regu A masuk ke final. “Mba, LCC grup A masuk final” Sahut anak-anak kelas 8. “Halah sunk?? Hebat oo.. Grup B nya si??” Jawabku. “Grup B Cuma masuk semi final mba.. Padahal ya mba, tadi grup B urutan 1 mba pas babak penyisihan, grup A-nya malah yang pas-pasan, urutan 9 mba” Ujar mereka.
“Tapi disemi finalnya grup A-nya yang menang malah grup B-nya yang kalah. Ya udah ga papa. Bersyukur aja” Ujar ku kepada mereka.
“Iya mba..” Jawabnya lagi.
            Siang pun berlalu menjadi sore. Dan kami pun pergi ke rumah penduduk yang telah dipesan oleh sekolah. Sampai di sana kami membereskan barang-barang, mandi dan bersiap-siap untuk shalat maghrib.
            Sekitar pukul 20.00 WIB, kami menuju ke lapangan untuk melihat pentas seni dari berbagai sekolah.
            Tak terasa jam menunjukka pukul 21.30 WIB, di tenda hanyalah ada aku, Dinda, Wiwit, Alya, Putri, Lisa, dan Vicky. Karena aku dan Dinda telah ngantuk, akhirnya kami pun pulang ke rumah penduduk itu. Diperjalanan kami sangat takut, karena jalan yang kami lewati gelap, sepi, dan kami melewati sungai.
            Ketika melewati sungai, kami bimbang untuk melewatinya. “Din, serius mau lewat situ?” Tanyaku kepada Dinda. “Nah itu Ull.. Aku takut sunk..” Ujar Dinda dengan rasa takut. “Lhaa aku be iya.. Nunggu orang lewat kalau ngga ya lari, gimana??” Tanyaku lagi kepada Dinda. “Lari aja ws” Ujar Dinda. Dan akhirnya kami lari sambil menjerit kencang.
            Sampai di rumah penduduk, kami capek dan langsung duduk. Setelah capeknya hilang, kami pun langsung tidur.
            Jam 4 kami bangun dan mempersiapkan semuanya untuk lomba hari ke-2. Dihari ke-2 ini, yang dilombakan adalah traveling regu 2 dan speech contect. Speech content untuk regu A diwakili oleh Mba Sasa dan Ghina, dan regu B diwakili oleh Wiwit dan Melly. Malam harinya adalah penentuan final LCC. Dan sekolah kami mendapatkan juara 2. Kami pun senang dan sangat bersyukur.
            Setelah selesai melihat penentuan final LCC, kami langsung ke tenda dan bersenang-senang. Di sana kami bernyanyi-nyanyi bersama, bermain bersama, dan menurutku ini adalah moment yang tak kulupakan.
            Besok adalah penentuan semua kejuaran lomba, dan penentuan juara umum untuk SMP dan SMA. Kami pun tak sabar untuk menantinya.
            Keesokan harinya, tak terasa hari itu adalah hari terakhir kami di situ. Tak terasa juga ternyata kalau hari itu tanggal 31 Desember 2012, yaitu hari akhir tahun. Karena kami lelah, kami tidak mengikuti games, karnaval, dan lomba kebersihan tenda. Kami semua berada di rumah penduduk untuk membereskan barang-barang.
            Jam menunjukkan pukul 13.00 WIB, kami semua menuju ke lapangan untuk melaksanakan upacara penutupan dan pengumuman kejuaraan. Upacara pun disambut dengan hujan. Setelah upacara selesai, adalah saat-saat yang dinanti-nantikan oleh setiap sekolah, yaitu pengumuman kejuaraan.
            Ketika pengumuman akan dimulai, Hanni berkata kepada ku “Mba semoga bisa dapetin piala juara umum yahh..”. Iyaa han, berdo’a aja” Jawabku kepadanya.
            Tak lama kemudian, Bapak Dr. Bayu Adji mengumumkan juara umum. Dan SMP 1 Slawi mendapatkan juara umum untuk tingkat Madya Se-Kabupaten Tegal. Kami sangat senang sekali dan bersyukur, usaha kami tak sia-sia. Semua lomba yang kami ikuti menang, hanyalah PK dan bencana alam, kami didiskulivikasi.
            Setelah penerimaan piala, hadiah dan piagam, kami berfoto-foto bareng sambil hujan-hujanan. Dan karena senangnya, kami pun lupa waktu untuk pulang.

            Semuanya telah selesai, usaha yang kami lakukan selama ini tak kunjung sia-sia. Kami sangat senang. Pengalaman ini adalah pengalaman akhir tahun yang sangat menyenangkan bagiku dan takkan pernah kulupakan.

~Selesai~

Hari Perpisahan~

Hari Perpisahan
Ada alasannya mengapa sekarang 
aku memutuskan untuk menemuimu
Aku ingin memperdengarkan padamu 
sepotong lagu dalam sakuku ini
Sambil pelan-pelan menaikkan suaranya (volume) 
untuk memastikan semua baik-baik saja
Sekarang, hari perpisahan
Aku tahu perasaan ini akan berubah
Sampai kemarin (hari-hari yang kita lalui terasa) begitu lama
(Hari-hari yang) terlarang tapi tetap berkesan
Saat aku bersama denganmu
Menyerahkan padamu salah satu sisi earphone-ku
Perlahan-lahan saat lagu mulai terdengar
(Aku pun berpikir) apakah aku bisa mencintaimu dengan baik?
Dan sesekali aku merasa bimbang
Sekarang, hari perpisahan
Segalanya mulai berubah
tapi sesuatu dalam hatiku baik-baik saja
(Seperti sebelumnya, hari-hari yang) terlarang tapi tetap berkesan
Saat aku bersama denganmu, sekarang
Kalau bisa aku tidak ingin bersedih
bagaimana tidak siapnya perasaanku
Tapi kau datang kan?
Waktu itu dengan tersenyum
(tak tahu) bagaimana aku akan mengatakan “Hai, teman” dengan baik
Saat menyenandungkan lagu yang sama
Aku berharap ada di sisimu
Hari perpisahan yang tidak menyenangkan
Tapi aku senang bertemu denganmu